Pages

Senin, 14 Februari 2011

Sainganku Sahabatku

Kalian pasti punya sahabat kan? Kalian juga pasti punya saingan dan sainganmu itu biasanya juga adalah sahabatmu sendiri. Begitu pula denganku, aku punya seseorang yang kuanggap sainganku di kelas tapi juga kuanggap sahabatku. Ya, kami bersahabat, ia pun menyadari bahwa Aku menganggapnya saingan tapi kelihatannya hal itu yang membuatnya berhati-hati. Ia adalah seorang perempuan yang supel, ceria, fun, pinter dan hampir seluruh murid di sekolah mengenalnya karena dia itu enggak kuper. Bangga juga Aku punya sahabat seperti dia, Kami juga sering berbagi, entah itu suka maupun duka. Pernah ia mengatakan padaku ketika rapat OSIS, bahwa dirinya dan Aku bersaing secara sehat, itu benar memang sejak Aku menjadi murid baru di SMP-ku yang baru, sejak bertemu dengannya, mengenal dirinya, Aku putuskan untuk bersaing dalam kegiatan belajar mengajar.

Sebenarnya, ketika Aku masih bersekolah di sekolah lamaku, Aku selalu memimpikan hadirnya seorang murid yang dapat dijadikan saingan dalam belajar. Gak usah jauh-jauh, cukup sekelas aja. Tapi, kayaknya Allah memang belum memberikan takdir itu padaku, teman-teman sekelasku yang dulu kurang menyenangkan dijadikan saingan, bukan berarti Aku merendahkan mereka tapi memang gak ada yang menarik hatiku ini. Aku mulai merasa bosan, belajar tanpa bersaing memang membosankan, bahkan semangat belajarku sempat down, untung ada sahabat dekatku plus teman sebangku yang menyemangatiku, katanya suatu hari nanti pasti ada saingan yang cocok untukku bahkan bisa saja bersahabat, sampai sekarang tak kulupakan apa yang dikatakannya dan semua itu terjadi. Allah mengabulkan permohonanku.

Ketika Aku menjadi murid baru di SMP-ku yang baru khususnya di daerah Gamping, Sleman, Yogyakarta *nama sekolah gk usah disebut ya*. Nah, Aku bertemu dengan sainganku yang nantinya juga merangkap sebagai sahabatku. Waktu tahu dia itu pinter Aku seneng banget, bayangkan dari SD Aku memohon dan akhirnya terkabul! Pertama kenal, Aku masih malu untuk bergaul dengannya ya namanya juga murid baru. Tapi ia malah dengan senang hati mengajakku berteman dan bahkan mengajakku ke kantin sekolah. Waktu itu Aku merasa nyaman, dalam hati Aku bersyukur ternyata Allah memberikanku seorang saingan plus sahabat yang baik.

Dari semester 1 ajaran baru Aku udah mempersiapkan diri untuk bersaing. Entah itu berusaha mendapatkan nilai terbaik dalam setiap mata pelajaran, saling mengamati haa... dasar. Oh, iya Aku juga sadar. Aku kalah dalam pelajaran matematika. Bagaimana ya? Dia itu jago banget matematika, nilai matematikanya selalu bagus, terkadang nilai matematikaku setara dengannya, lebih tinggi darinya, dan sering juga lebih rendah darinya. Tapi, Aku juga sadar kalau dia itu gak terlalu mencolok dipelajaran lain, terutama pelajaran yang Aku kuasai. Aku manfaatkan peluang itu untuk terus belajar dan berlatih dalam pelajaran yang kuasai tapi tak begitu dikuasainya, hasilnya? Nilaiku lumayan lebih tinggi darinya kadang nilai kami saling berserempet, cuma beda satu, dua atau tiga angka, hehe...

Semester 1 kemarin akhirnya Aku mendapatkan peringkat pertama di kelasku, Aku benar-benar bersyukur, sainganku mendapat peringkat kedua. Padahal nih, jumlah nilai kami sangat-sangat menyerempet loh? Cuma beda 1 angka! Entah karena takdir atau keberuntungan yang membuatku berhasil. Tapi, semua ini masih belum selesai. Masih ada semester dua, masih ada kelas 3 dan perjalananku dalam menempuh pendidikan masih panjang, so Aku gak boleh berhenti sampai disini saja.

Untuk sainganku yang juga sahabatku, makasih udah mau bersahabat denganku, makasih udah mau menganggapku sainganmu, Aku ingin kita terus menjalin persahabatan tapi juga bersaing secara sehat. Kamu telah membangkitkan kembali semangat belajarku. Aku harap kita berdua nantinya bisa menjadi orang yang berguna untuk nusa dan bangsa.

Thanks to Lita :)

Senin, 14 Februari 2011

Sainganku Sahabatku

Kalian pasti punya sahabat kan? Kalian juga pasti punya saingan dan sainganmu itu biasanya juga adalah sahabatmu sendiri. Begitu pula denganku, aku punya seseorang yang kuanggap sainganku di kelas tapi juga kuanggap sahabatku. Ya, kami bersahabat, ia pun menyadari bahwa Aku menganggapnya saingan tapi kelihatannya hal itu yang membuatnya berhati-hati. Ia adalah seorang perempuan yang supel, ceria, fun, pinter dan hampir seluruh murid di sekolah mengenalnya karena dia itu enggak kuper. Bangga juga Aku punya sahabat seperti dia, Kami juga sering berbagi, entah itu suka maupun duka. Pernah ia mengatakan padaku ketika rapat OSIS, bahwa dirinya dan Aku bersaing secara sehat, itu benar memang sejak Aku menjadi murid baru di SMP-ku yang baru, sejak bertemu dengannya, mengenal dirinya, Aku putuskan untuk bersaing dalam kegiatan belajar mengajar.

Sebenarnya, ketika Aku masih bersekolah di sekolah lamaku, Aku selalu memimpikan hadirnya seorang murid yang dapat dijadikan saingan dalam belajar. Gak usah jauh-jauh, cukup sekelas aja. Tapi, kayaknya Allah memang belum memberikan takdir itu padaku, teman-teman sekelasku yang dulu kurang menyenangkan dijadikan saingan, bukan berarti Aku merendahkan mereka tapi memang gak ada yang menarik hatiku ini. Aku mulai merasa bosan, belajar tanpa bersaing memang membosankan, bahkan semangat belajarku sempat down, untung ada sahabat dekatku plus teman sebangku yang menyemangatiku, katanya suatu hari nanti pasti ada saingan yang cocok untukku bahkan bisa saja bersahabat, sampai sekarang tak kulupakan apa yang dikatakannya dan semua itu terjadi. Allah mengabulkan permohonanku.

Ketika Aku menjadi murid baru di SMP-ku yang baru khususnya di daerah Gamping, Sleman, Yogyakarta *nama sekolah gk usah disebut ya*. Nah, Aku bertemu dengan sainganku yang nantinya juga merangkap sebagai sahabatku. Waktu tahu dia itu pinter Aku seneng banget, bayangkan dari SD Aku memohon dan akhirnya terkabul! Pertama kenal, Aku masih malu untuk bergaul dengannya ya namanya juga murid baru. Tapi ia malah dengan senang hati mengajakku berteman dan bahkan mengajakku ke kantin sekolah. Waktu itu Aku merasa nyaman, dalam hati Aku bersyukur ternyata Allah memberikanku seorang saingan plus sahabat yang baik.

Dari semester 1 ajaran baru Aku udah mempersiapkan diri untuk bersaing. Entah itu berusaha mendapatkan nilai terbaik dalam setiap mata pelajaran, saling mengamati haa... dasar. Oh, iya Aku juga sadar. Aku kalah dalam pelajaran matematika. Bagaimana ya? Dia itu jago banget matematika, nilai matematikanya selalu bagus, terkadang nilai matematikaku setara dengannya, lebih tinggi darinya, dan sering juga lebih rendah darinya. Tapi, Aku juga sadar kalau dia itu gak terlalu mencolok dipelajaran lain, terutama pelajaran yang Aku kuasai. Aku manfaatkan peluang itu untuk terus belajar dan berlatih dalam pelajaran yang kuasai tapi tak begitu dikuasainya, hasilnya? Nilaiku lumayan lebih tinggi darinya kadang nilai kami saling berserempet, cuma beda satu, dua atau tiga angka, hehe...

Semester 1 kemarin akhirnya Aku mendapatkan peringkat pertama di kelasku, Aku benar-benar bersyukur, sainganku mendapat peringkat kedua. Padahal nih, jumlah nilai kami sangat-sangat menyerempet loh? Cuma beda 1 angka! Entah karena takdir atau keberuntungan yang membuatku berhasil. Tapi, semua ini masih belum selesai. Masih ada semester dua, masih ada kelas 3 dan perjalananku dalam menempuh pendidikan masih panjang, so Aku gak boleh berhenti sampai disini saja.

Untuk sainganku yang juga sahabatku, makasih udah mau bersahabat denganku, makasih udah mau menganggapku sainganmu, Aku ingin kita terus menjalin persahabatan tapi juga bersaing secara sehat. Kamu telah membangkitkan kembali semangat belajarku. Aku harap kita berdua nantinya bisa menjadi orang yang berguna untuk nusa dan bangsa.

Thanks to Lita :)
 

Template by BloggerCandy.com