Pages

Kamis, 08 Maret 2012

Ketika Kamu Tidak Percaya dengan Mimpi

Example story ~....~

Rina sedang berbicara dengan temannya, Sovi. Mereka berdua adalah teman akrab sejak kecil. Tak ada satu pun rahasia diri yang mereka sembunyikan. Entahlah, seperti saudara kembar mungkin. Sovi bercerita mengenai kakaknya yang akan pergi ke Jepang untuk melanjutkan study-nya. Ia begitu bersemangat. Ia pun nantinya juga akan melanjutkan study ke luar negeri. Baginya, belajar di luar negeri adalah suatu kebanggaan tersendiri. Rina mendengarkannya, namun dalam hati timbul rasa lemah dalam dirinya.

Ia tahu benar kalau keluarga Sovi adalah keluarga yang serba kecukupan. Mereka adalah orang yang statusnya jauh lebih tinggi dibanding dirinya yang sangat sederhana. Tidak heran kalau kakak Sovi bisa melanjutkan study ke luar negeri. Hal itu menciutkan hati Rina. Dalam hatinya ia juga ingin sekali bisa melanjutkan study ke Jepang. Ia selalu mengatakan hal itu pada orang tuanya. Orang tua-nya pun sangat senang. Namun, Rina tahu bahwa dalam hati kedua orang tua-nya ada rasa khawatir karena mereka tidak punya cukup biaya.

Rina sempat punya rencana untuk bisa mendapatkan beasiswa, tapi ia sadar di luar sana banyak sekali orang-orang yang jauh lebih pintar darinya juga mengincar beasiswa itu. Hal itu membuat Rina down dan memutuskan untuk mencampakkan mimpinya. Baginya, mimpi itu terlalu tinggi. Ia takut mengalami kegagalan fatal dan menyesal nantinya. Dengan kata lain, ia sudah kalah sebelum berperang.

~...~




Nah, cerita di atas hanyalah imajinasi saya yang berhubungan dengan tema kali ini. Saya berpikir banyak sekali orang di luar sana yang punya mimpi maupun cita-cita. Namun, takut untuk mewujudkannya. Banyak kendala yang mereka hadapi sehingga mereka memutuskan untuk membuang cita-cita mulia mereka. Sayang sekali, masih banyak yang beranggapan bermimpi itu adalah hal konyol seperti anak-anak yang senang berimajinasi. Mereka bilang terlalu banyak berkhayal dan tidak mungkin akan kesampaian. Dengan kata lain itu semua tidak real!

But, wait!

Siapa bilang bermimpi itu adalah hal sia-sia? Hal konyol?

Andrea Hirata sang penulis novel terkenal "Laskar Pelangi" pernah berkata, "Bermimpilah, maka Tuhan akan menjemput mimpimu".
Nah, bener kan? Tuhan Yang Maha Esa itu adil dan sangat baik sama kita. Kita punya cita-cita besar yang positif, masak sih diabaikan begitu aja sama Sang Pencipta? Tapi, tentunya kalau punya mimpi ya gak hanya buat jadi bunga tidur doang. Tentunya kita juga harus ikhtiar, iya gak?

Ada lagi nih saya pernah nemu kata-kata ini tapi lupa dari siapa. "Jangan takut untuk bermimpi, karena orang yang tak punya mimpi berarti tidak punya cita-cita dan masa depan."
Untuk apa bermimpi? Tentu saja mimpi itu seperti sebuah tujuan yang akan kita capai. Coba deh, bayangkan kamu lagi pergi naik mobil ke suatu daerah. Tapi, kamu tidak punya tujuan akan kemana, aneh bukan. Ending-nya kamu cuma bakal muter-muter gak jelas di daerah itu. Seperti itulah orang yang tidak punya mimpi, tidak punya tujuan. Masa depannya buram tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya karena tidak punya sesuatu untuk dituju akan menjadi sebuah kegagalan dan sia-sia.

Orang bilang boleh saja bermimpi asal jangan terlalu tinggi atau muluk. Bermimpilah sesuai dengan kemampuan, sehingga jika nanti jatuh tidak menimbulkan kesakitan. Oke, saya rasa itu benar. Tapi, bukan berarti kita dibatasi untuk bermimpi.

Tahu JK. Rowling? Sang novelis terkenal seantero dunia "Harry Potter". Sebelumnya beliau adalah tunawisma alias tidak punya rumah. Demi merawat putri-putrinya, beliau rela melakukan kejahatan di depan polisi hanya untuk ditangkap dan mendapat tempat berteduh! Hal itu dilakukannya terus menerus sampai akhirnya beliau berpikir bahwa hidup tidak bisa terus seperti ini. Beliau punya imajinasi luar biasa yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Lama-kelamaan tulisannya itu menjadi terkenal dan lahirlah "Harry Potter". Orang yang tidak memiliki apa pun hanya dengan kemauan dan mimpinya yang besar akhirnya bisa menjadi orang sukses, bagaimana dengan kita?

Satu lagi nih, tahu Novel "Negeri 5 Menara"? Saat ini sedang booming di Indonesia. Kalau kalian perhatikan baik-baik moral yang terkandung di dalamnya, kalian akan temukan kalimat dalam Bahasa Arab "Man jadda wa jadda".
Kalimat itu pernah dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Apa artinya? Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil! Punya mimpi? Ingin hal itu terwujud? Salah satu jawabannya adalah dengan bersungguh-sungguh! Tentu saja bersungguh-sungguh dalam meraih mimpi! Jangan pikir kalau orang miskin tidak punya kesempatan untuk mewujudkan impian mereka. Who knows? Justru orang miskin yang punya impian besar dan bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya, maka mereka punya kesempatan yang jauh lebih besar daripada orang kaya super berduit yang tidak punya ambisius untuk mewujudkan impiannya.

Saya pikir hanya ini yang dapat saya sampaikan sekarang. Kembali pada diri kita masing-masing. Kita punya mimpi. Kita ingin mimpi itu terwujud. Bagaimana cara kita mewujudkannya itulah yang terpenting. Oh, iya! Apa pun yang terjadi jangan sampai segala sesuatu membuat kita takabur atau sombong. See you later~

Kamis, 08 Maret 2012

Ketika Kamu Tidak Percaya dengan Mimpi

Example story ~....~

Rina sedang berbicara dengan temannya, Sovi. Mereka berdua adalah teman akrab sejak kecil. Tak ada satu pun rahasia diri yang mereka sembunyikan. Entahlah, seperti saudara kembar mungkin. Sovi bercerita mengenai kakaknya yang akan pergi ke Jepang untuk melanjutkan study-nya. Ia begitu bersemangat. Ia pun nantinya juga akan melanjutkan study ke luar negeri. Baginya, belajar di luar negeri adalah suatu kebanggaan tersendiri. Rina mendengarkannya, namun dalam hati timbul rasa lemah dalam dirinya.

Ia tahu benar kalau keluarga Sovi adalah keluarga yang serba kecukupan. Mereka adalah orang yang statusnya jauh lebih tinggi dibanding dirinya yang sangat sederhana. Tidak heran kalau kakak Sovi bisa melanjutkan study ke luar negeri. Hal itu menciutkan hati Rina. Dalam hatinya ia juga ingin sekali bisa melanjutkan study ke Jepang. Ia selalu mengatakan hal itu pada orang tuanya. Orang tua-nya pun sangat senang. Namun, Rina tahu bahwa dalam hati kedua orang tua-nya ada rasa khawatir karena mereka tidak punya cukup biaya.

Rina sempat punya rencana untuk bisa mendapatkan beasiswa, tapi ia sadar di luar sana banyak sekali orang-orang yang jauh lebih pintar darinya juga mengincar beasiswa itu. Hal itu membuat Rina down dan memutuskan untuk mencampakkan mimpinya. Baginya, mimpi itu terlalu tinggi. Ia takut mengalami kegagalan fatal dan menyesal nantinya. Dengan kata lain, ia sudah kalah sebelum berperang.

~...~




Nah, cerita di atas hanyalah imajinasi saya yang berhubungan dengan tema kali ini. Saya berpikir banyak sekali orang di luar sana yang punya mimpi maupun cita-cita. Namun, takut untuk mewujudkannya. Banyak kendala yang mereka hadapi sehingga mereka memutuskan untuk membuang cita-cita mulia mereka. Sayang sekali, masih banyak yang beranggapan bermimpi itu adalah hal konyol seperti anak-anak yang senang berimajinasi. Mereka bilang terlalu banyak berkhayal dan tidak mungkin akan kesampaian. Dengan kata lain itu semua tidak real!

But, wait!

Siapa bilang bermimpi itu adalah hal sia-sia? Hal konyol?

Andrea Hirata sang penulis novel terkenal "Laskar Pelangi" pernah berkata, "Bermimpilah, maka Tuhan akan menjemput mimpimu".
Nah, bener kan? Tuhan Yang Maha Esa itu adil dan sangat baik sama kita. Kita punya cita-cita besar yang positif, masak sih diabaikan begitu aja sama Sang Pencipta? Tapi, tentunya kalau punya mimpi ya gak hanya buat jadi bunga tidur doang. Tentunya kita juga harus ikhtiar, iya gak?

Ada lagi nih saya pernah nemu kata-kata ini tapi lupa dari siapa. "Jangan takut untuk bermimpi, karena orang yang tak punya mimpi berarti tidak punya cita-cita dan masa depan."
Untuk apa bermimpi? Tentu saja mimpi itu seperti sebuah tujuan yang akan kita capai. Coba deh, bayangkan kamu lagi pergi naik mobil ke suatu daerah. Tapi, kamu tidak punya tujuan akan kemana, aneh bukan. Ending-nya kamu cuma bakal muter-muter gak jelas di daerah itu. Seperti itulah orang yang tidak punya mimpi, tidak punya tujuan. Masa depannya buram tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya karena tidak punya sesuatu untuk dituju akan menjadi sebuah kegagalan dan sia-sia.

Orang bilang boleh saja bermimpi asal jangan terlalu tinggi atau muluk. Bermimpilah sesuai dengan kemampuan, sehingga jika nanti jatuh tidak menimbulkan kesakitan. Oke, saya rasa itu benar. Tapi, bukan berarti kita dibatasi untuk bermimpi.

Tahu JK. Rowling? Sang novelis terkenal seantero dunia "Harry Potter". Sebelumnya beliau adalah tunawisma alias tidak punya rumah. Demi merawat putri-putrinya, beliau rela melakukan kejahatan di depan polisi hanya untuk ditangkap dan mendapat tempat berteduh! Hal itu dilakukannya terus menerus sampai akhirnya beliau berpikir bahwa hidup tidak bisa terus seperti ini. Beliau punya imajinasi luar biasa yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Lama-kelamaan tulisannya itu menjadi terkenal dan lahirlah "Harry Potter". Orang yang tidak memiliki apa pun hanya dengan kemauan dan mimpinya yang besar akhirnya bisa menjadi orang sukses, bagaimana dengan kita?

Satu lagi nih, tahu Novel "Negeri 5 Menara"? Saat ini sedang booming di Indonesia. Kalau kalian perhatikan baik-baik moral yang terkandung di dalamnya, kalian akan temukan kalimat dalam Bahasa Arab "Man jadda wa jadda".
Kalimat itu pernah dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Apa artinya? Siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil! Punya mimpi? Ingin hal itu terwujud? Salah satu jawabannya adalah dengan bersungguh-sungguh! Tentu saja bersungguh-sungguh dalam meraih mimpi! Jangan pikir kalau orang miskin tidak punya kesempatan untuk mewujudkan impian mereka. Who knows? Justru orang miskin yang punya impian besar dan bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya, maka mereka punya kesempatan yang jauh lebih besar daripada orang kaya super berduit yang tidak punya ambisius untuk mewujudkan impiannya.

Saya pikir hanya ini yang dapat saya sampaikan sekarang. Kembali pada diri kita masing-masing. Kita punya mimpi. Kita ingin mimpi itu terwujud. Bagaimana cara kita mewujudkannya itulah yang terpenting. Oh, iya! Apa pun yang terjadi jangan sampai segala sesuatu membuat kita takabur atau sombong. See you later~
 

Template by BloggerCandy.com