Pages

Sabtu, 29 September 2012

Gadis Penjual Koran

Terik menyengat tubuhku
Peluh tak terhenti Bergelut dengan waktu
Hanya untuk menanti

Seorang gadis penjual koran
Mendekap koran di dadanya
Menggema suara lantang
Ia jajakan korannya

Apakah aku tersentuh?
Apakah aku kasihan?
Tanganku merogoh Menukar dengan koran

Seorang gadis berkerudung
Senyum tersulam indah
Doa syukur gadis berkerudung
Hatiku tergoyah
Gadis penjual koran itu...
Gadis berkerudung itu...
Pernahkah aku bersyukur?
Pernahkah kudoakan orang lain?


By : Putri Kartika Sari, Eda Christiyadi Putry, Khasna Nur Fauziah 

Ini adalah puisi yang sangat sederhana yang menjadi tugas pelajaran Bahasa Indonesia kelompok saya. Saya tahu puisi yang saya buat bersama kedua teman saya ini tidak memiliki diksi atau pilihan kata yang indah layaknya puisi-puisi hebat para sastrawan. Tapi kami berusaha membuat puisi yang bagus. Walau dengan kata-kata yang sederhana tapi punya makna yang dalam. Gadis penjual koran, mungkin kalian pernah melihat sosok gadis seperti ini di jalan atau di perempatan lampu lalu lintas.

Pernah gak kalian melihat sosok gadis penjual koran berkerudung? Begitu pula hatinya? Oke, mungkin kita gak bisa langsung tahu bagaimana sifat gadis tersebut walau ia berkerudung. Tapi kadang hanya sekilas saja kita sudah tahu sisi baik seseorang. Ketika kita membeli korannya, memberikan uang seperti apa pun niat kita. Kadang kita tidak menyangka bahwa apa yang kita beri padanya itu sangat berharga. Bahkan bisa sampai membuat mereka berkaca-kaca, mengucapkan syukur, dan mendoakan kita. Mungkin itu terlihat berlebihan untuk kita, tapi bukankah itu sangat menyentuh? Padahal koran yang kita beli dari mereka tidak seberapa. Mungkin hanya sekitar Rp 1000 atau 2000. Tapi mereka begitu menghargainya. Dan saat itu muncullah sesuatu dalam benak kita. Suatu tanda tanya atau mungkin penyesalan. Apakah kita pernah bersyukur mengenai apa pun yang kita dapat walau hanya hal kecil? Pernahkah kita berdoa untuk orang yang telah menolong kita dalam kebaikan walau hanya pertolongan kecil? Pelajaran berharga bisa kita dapatkan kapan saja dan dimana saja. Kadang secara tersurat dan kadang tersirat. Saat itu cobalah untuk menghargai hidup. Kita semua (︶ω︶)

1 komentar:

  1. hey, kamu dapat award! ;) cek ke http://scrollmynote.blogspot.com/2012/11/the-versatile-award-no-spoony-mushy.html

    BalasHapus

Sabtu, 29 September 2012

Gadis Penjual Koran

Terik menyengat tubuhku
Peluh tak terhenti Bergelut dengan waktu
Hanya untuk menanti

Seorang gadis penjual koran
Mendekap koran di dadanya
Menggema suara lantang
Ia jajakan korannya

Apakah aku tersentuh?
Apakah aku kasihan?
Tanganku merogoh Menukar dengan koran

Seorang gadis berkerudung
Senyum tersulam indah
Doa syukur gadis berkerudung
Hatiku tergoyah
Gadis penjual koran itu...
Gadis berkerudung itu...
Pernahkah aku bersyukur?
Pernahkah kudoakan orang lain?


By : Putri Kartika Sari, Eda Christiyadi Putry, Khasna Nur Fauziah 

Ini adalah puisi yang sangat sederhana yang menjadi tugas pelajaran Bahasa Indonesia kelompok saya. Saya tahu puisi yang saya buat bersama kedua teman saya ini tidak memiliki diksi atau pilihan kata yang indah layaknya puisi-puisi hebat para sastrawan. Tapi kami berusaha membuat puisi yang bagus. Walau dengan kata-kata yang sederhana tapi punya makna yang dalam. Gadis penjual koran, mungkin kalian pernah melihat sosok gadis seperti ini di jalan atau di perempatan lampu lalu lintas.

Pernah gak kalian melihat sosok gadis penjual koran berkerudung? Begitu pula hatinya? Oke, mungkin kita gak bisa langsung tahu bagaimana sifat gadis tersebut walau ia berkerudung. Tapi kadang hanya sekilas saja kita sudah tahu sisi baik seseorang. Ketika kita membeli korannya, memberikan uang seperti apa pun niat kita. Kadang kita tidak menyangka bahwa apa yang kita beri padanya itu sangat berharga. Bahkan bisa sampai membuat mereka berkaca-kaca, mengucapkan syukur, dan mendoakan kita. Mungkin itu terlihat berlebihan untuk kita, tapi bukankah itu sangat menyentuh? Padahal koran yang kita beli dari mereka tidak seberapa. Mungkin hanya sekitar Rp 1000 atau 2000. Tapi mereka begitu menghargainya. Dan saat itu muncullah sesuatu dalam benak kita. Suatu tanda tanya atau mungkin penyesalan. Apakah kita pernah bersyukur mengenai apa pun yang kita dapat walau hanya hal kecil? Pernahkah kita berdoa untuk orang yang telah menolong kita dalam kebaikan walau hanya pertolongan kecil? Pelajaran berharga bisa kita dapatkan kapan saja dan dimana saja. Kadang secara tersurat dan kadang tersirat. Saat itu cobalah untuk menghargai hidup. Kita semua (︶ω︶)

1 komentar:

  1. hey, kamu dapat award! ;) cek ke http://scrollmynote.blogspot.com/2012/11/the-versatile-award-no-spoony-mushy.html

    BalasHapus

 

Template by BloggerCandy.com